Senin, 03 Oktober 2011

Prinsip" Desain Busana

Untuk dapat menciptakan desain yang lebih baik dan menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip desain. Adapun prinsip-prinsip desain yaitu :
1. Harmoni
Harmoni adalah prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek atau ide atau adanya keselarasan dan kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda, atau antara benda yang satu dengan benda lain yang dipadukan. Dalam suatu bentuk, harmoni dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya.
2. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain yang dipadukan. Untuk mendapatkan suatu susunan yang menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan hubungan jarak yang tepat atau membandingkan ukuran objek yang satu dengan objek yang dipadukan secara proporsional.
3. Balance
Balance atau keseimbangan adalah hubungan yang menyenangkan antar bagian-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan susunanyang menarik. Keseimbangan ada 2 yaitu :
a. Keseimbangan simetris atau formal maksudnya yaitu sama antara bagian kiri dan kanan serta mempunyai daya tarik yang sama.
Keseimbangan ini dapat memberikan rasa tenang, rapi, agung dan abadi.
b. Keseimbangan asimetris atau informal yaitu keseimbangan yang diciptakan dengan cara menyusun beberapa objek yang tidak serupa tapi mempunyai jumlah perhatian yang sama. Objek ini dapat diletakkan pada jarak yang berbeda dari pusat perhatian.
Keseimbangan ini lebih halus dan lembut serta menghasilkan variasi yang lebih banyak dalam susunannya.
4. Irama
Irama dalam desain dapat dirasakan melalui mata. Irama dapat menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu ke bagian yang lain pada suatu benda, sehingga akan membawa pandangan mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke bagian lainnya. Akan tetapi tidak semua pergerakan akan menimbulkan irama.
Irama dapat diciptakan melalui :
a. Pengulangan bentuk secara teratur
b. Perubahan atau peralihan ukuran
c. Melalui pancaran atau radiasi
5. Aksen/center of interest
Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan aksen :
a. Apa yang akan di jadikan aksen
b. Bagaimana menciptakan aksen
c. Berapa banyak aksen yang dibutuhkan
d. Dimana aksen ditempatkan
6. Unity
Unity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan adanya keterpaduan tiap unsurnya. Hal ini tergantung pada bagiamana suatu bagian menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga terlihat seperti sebuah benda yang utuh tidak terpisah-pisah. Misalnya leher berbentuk bulat diberi krah yang berbentuk bulat pula dan begitu juga sebaliknya.

Penerapan Unsur dan Prinsip Desain Busana

Dalam mendesain busana unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain hendaklah diperhatikan. Kedua elemen tersebut sangat menentukan bagaimana hasil desain busana yang kita buat. Dengan adanya unsur desain kita dapat melihat wujud dari desain yang kita buat dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain, sebuah desain yang kita ciptakan dapat lebih indah dan sempurna.


Pada desain busana setiap unsur atau karya yang kita tuangkan hendaklah mudah dibaca atau dipahami desainnya oleh orang lain dan sesuai dengan siapa orang yang akan memakainya. Hal ini penting karena setiap orang mempunyai bentuk tubuh yang tidak sama sehingga untuk menutupi kekurangan atau menonjolkan kelebihan sipemakai dapat kita gunakan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain di atas.
a. Penerapan unsur-unsur desain pada busana
Garis merupakan unsur yang pertama yang sangat penting dalam desain karena dengan garis kita dapat menghasilkan sebuah rancangan busana yang menarik selain unsur-unsur desain lainnya.
Garis busana yang perlu diperhatikan yaitu berupa siluet pakaian atau garis luar pakaian dan garis bagian-bagian busana seperti kerah, lengan, garis hias (garis princes, garis empire, dll) dan lain-lain.
Siluet pakaian dibuat hendaklah disesuaikan dengan bentuk tubuh sipemakai dan sesuai dengan trend mode saat itu. Seperti untuk orang yang bertubuh kurus hendaknya jangan menggunakan siluet I karena memberi kesan lebih kurus, begitu juga sebaliknya orang yang bertubuh gemuk hendaklah menghindari pakaian dengan siluet S karena gelombang-gelombang pada pakaian memberi kesan tambah menggemukkan. Begitu juga dengan warna dan tekstur serta unsur-unsur lainnya. Warna dan tekstur ini perlu disesuaikan dengan banyak faktor seperti warna kulit, kesempatan pemakaian, bentuk tubuh dan lain-lain. Jadi setiap sifat atau watak dari masing-masing unsur dapat dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan yang dimiliki sipemakai.
Seorang perancang atau desainer juga harus mempunyai pengetahuan tentang menjahit agar dapat menuangkan idenya dengan lebih kreatif dan rancangan ini dapat dibuat menjadi sebuah pakaian, dengan kata lain setiap garis-garis busana yang dibuat benar-benar dapat diwujudkan menjadi benda yang sesungguhnya.
Jadi setiap garis atau bentuk yang dirancang tidak hanya indah di atas kertas saja tetapi orang lain juga dapat memahami desainnya untuk diwujudkan ke bentuk yang sebenarnya.
b. Penerapan prinsip-prinsip desain pada busana
Setiap unsur-unsur desain disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah rancangan yang indah. Namun ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Agar susunan setiap unsur ini indah maka diperlukan cara-cara tertentu yang dikenal dengan prinsip-prinsip desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Setiap prinsip ini tidak digunakan secara terpisah-pisah melainkan satu kesatuan dalam suatu desain. Prinsip-prinsip ini yaitu harmoni, proporsi, balance, irama, aksen dan unity.
Sebuah desain yang dirancang tentunya ada ide-ide yang ditonjolkan. Misalnya ide busana wanita dengan lipit-lipit. Maka agar busana tersebut terlihat harmoni (serasi) maka bagian busana hendaklah juga menggunakan lipit yang bila dilihat tidak terlalu berlebihan. Janganlah menggunakan lipit pada rok kemudian kerut pada lengan, tentunya akan terlihat tidak harmoni. Begitu juga garis hias. Apabila kita menggunakan garis yang melengkung, sebaiknya juga disesuaikan dengan garis leher atau bentuk kerah dan juga ujung bawah pakaian. Pilihlah kerah atau ujung bawah baju yang bagian ujungnya juga melengkung sehingga terlihat serasi.
Begitu juga dengan prinsip proporsi. Agar setiap bagian terlihat proporsional, susunlah setiap bagian tersebut dengan baik. Misalnya orang yang bertubuh kurus, jangan gunakan motif yang membuatnya tambah kurus atau motif garis vertikal dan lain-lain. Penempatan setiap bagian juga perlu diperhatikan keseimbangannya (balance), misalnya keseimbangan simetris atau asimetris.
Irama pada desain juga perlu diperhatikan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan irama pada desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Kita bisa memilih salah satu irama pada pakaian yang diinginkan misalnya ada pengulangan bentuk seperti ada rimpel kecil yang dibuat pada garis leher maka diberi pengulanganya dengan membuat rimpel kecil juga pada ujung lengan. Kita bisa memilih salah satu irama yang diinginkan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kesatuan pada setiap unsur yang ada dalam desain.

Pengertian Konveksi

 
Definisi konveksi. Konveksi berasal dari bahasa latin yaitu convectio yang berarti mengumpulkan. Konveksi berarti aliran. Konveksi merupakan proses perpindahan massa jenis. Misalnya air dipanaskan akan memuai sehingga massa lebih kecil, akibatnya air yang panas tadi mengalir dan tempatnya akan diisi oleh air yang lebih dingin karena massa jenisnya lebih besar. Konveksi dapat terjadi pada fluida (zat alir) baik zar cair maupun gas. Contoh konveksi antara lain terjadinya angin darat (malam hari), angin laut (siang hari), dan aliran udara dalam ruang yang berventilasi. 

Alat Jahit Dan Kegunaanya

Alat potong dalam jahit menjahit ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda-beda pula seperti: gunting kain yaitu gunting yang digunakan untuk menggunting kain, gunting zig zag , gunting rumah kancing, gunting bordir, gunting tiras, gunting listrik, gunting benang jelujur, alat pembuka jahitan atau pendedel.
Gunting kain paling banyak digunakan sedangkan yang lainnya hanya sesuai dengan keperluan, gunting harus tajam, untuk menguji ketajaman gunting dengan cara menggunting perca pada bahagian seluruh mata gunting jika bekas guntingan pada perca tidak berbulu berarti gunting itu cukup tajam untuk kain.
c. Alat ukur
Untuk proses pembuatan pakaian mulai dari persiapan pola sampai penyelesaian diperlukan beberapa alat ukur, yang penggunaan alat ini berbeda sesuai fungsinya. Ketelitian dalam mengukur sangat memberikan sumbangan untuk memperoleh hasil yang berkualitas,. Saat mengukur haruslah diusahakan setepat mungkin.
Pita ukuran dalam perdagangan ada yang terbuat dari plastik, kain, dan kertas, pita ukuran yang terbuat dari kertas mudah robek. Garis-garis dan angka-angka pita ukuran harus dicetak terang pada kedua sisinya, logam yang menjepit ujung pita harus rapi. Mistar dapat terbuat dari kayu, aluminium dan plastik, alat pengukur panjang rok dapat distel dan alat ini lengkap dengan alat penyemprot, sebelumnya juga dapat dilakukan dengan centi meter (pita ukuran) kemudian ditandai dengan jarum pentul ini sekarang masih banyak dipakai karena masih praktis terutama bagi orang-orang yang sudah terampil.
d. Meja kerja dan alat tulis
Meja kerja dan alat tulis terutama diperlukan pada waktu menyiapkan pola dan memotong bahan. Meja kerja terbuat dari kayu dengan ukuran tinggi 75 cm lebar minimal 75 cm serta panjang minimal 120 cm Adapun syarat meja kerja untuk jahit menjahit adalah: kokoh dan kuat, permukaan daun meja harus datar dan licin, tidak miring, rata dan rapi, agar tidak merusak bahan. Alat tulis menulis terdiri dari pensil, pensil merah biru, buku catatan ukuran untuk menerima pesanan bisa juga diganti dengan kartu ukuran yang terdapat didalam buku, yang terdiri dari:
1) daftar ukuran
2) gambar model
3) contoh bahan
4) catatan perlengkapan tambahan
5) nama pemesan dan nomor telpon
6) tanggal dibuat dan tanggal siap
7) dsb
e. Jarum
Jarum-jarum mempunyai nomor menurut besarnya. Pemilihan nomor jarum harus disesuaikan dengan bahan yang akan dijahit. Pada umumnya syarat macam-macam jarum adalah ujungnya cukup tajam bentuknya ramping dan tidak berkarat. Dalam jahit menjahit perlengkapan menyemat dan jarum terdiri atas jarum jahit mesin jarum tangan, jarum pentul, pengait benang dan tempat penyimpan jarum. Jarum mesin yang baik terbuat dari baja ujung tajam agar bahan yang dijahit tidak rusak.
Jarum tangan sama yaitu terbuat dari baja mempunyai tingkatan nomor, jarum tangan yang baik panjang dan ramping. Jarum jahit tangan digunakan untuk menghias menyisip dan menjelujur. Jarum pentul yang baik juga terbuat dari baja panjang 2,5 cm sampai 3 cm. jarum pentul yang berkepala dengan warna bermacam-macam itulah yang tajam.
Pengait benang digunakan untuk pengait benang kelubang jarum.
Alat ini sangat berguna bagi mengalami kesulitan dalam memasukkan benang ke lubang jarum karma penglihatan yang kuran tajam.
f. Tempat menyimpan jarum
Tempat menyimpan jarum-jarum digunakan kotak atau bantalan jarum, jarum pentul atau jarum mesin disematkan pada bantalan jarum.
g. Perlengkapan memampat
Perlengkapan memampat atau mempress diperlukan untuk memampat kampuh kampuh lengan dan bagian lainya ketika menjahit pakaian agar hasil jahitan lebih rapi. Sebenarnya keberhasilan dalam menjahit adalah menekan disaat proses menjahit. Perlakuan yang cermat dan hati-hati selama tahapan pembuatan akan menghasilkan busana yang tampak indah dan hanya membutuhkan sentuhan ringan sewaktu penyelesaian anda akan temukan bahwa lebih cepat dan lebih mudah ditemukan pada unit-unit begitu anda menjahitnya misalnya tekanlah semua bentuk-bentuk atau penutup kantong dan lainnya.
h. Boneka jahit (dressform)
Boneka jahit memakai standar dan dapat distel tingginya dan besarnya. Boneka jahit hendaklah disemat dengan jarum pentul memudahkan memulir jadi sebaiknya bagian luar boneka bahan katun atau kaos yang polos. Didalamnya dilapisi dengan spoons sebagai dasar bahan polos. Boneka jahit mempunyai bermacam-macam ukuran S, M, L dan XL juga tersedia boneka untuk wanita, pria dan anak-anak, ada juga boneka jahit tersedia dalam ukuran skala 1:2 atau 3:4.

Pengertian Konveksi

Pengertian Pola dasar

Pola atau Patern dalam
menjahit adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat kain digunting. Potongan kain atau kertas tersebut mengikuti ukuran bentuk badan dan model tertentu.

Pola dasar dalam
menjahit baju terdiri dari :

1. Pola badan bagian atas, dari bahu sampai ke pinggang, biasanya disebut pola badan bagian muka dan belakang.

2. Pola bagian bawah, dari pinggang sampai lutut atau sampai mata kaki. Atau biasa disebut pola dasar rok muka dan belakang.

3. Pola lengan, dari lengan bagian atas atau bahu terendah sampai siku atau pergelangan, biasa disebut pola dasar lengan.

4. Adapula pola badan atas dengan pola badan bawah yang menjadi satu biasa disebut pola dasar gaun atau baju terusan. Sebenarnya tidak ikut
kursus menjahit juga tidak apa-apa untuk mengetahui hal ini.

Tujuan mempelajari Pola dasar
jahit menjahit ataupun dalam belajar menjahit adalah supaya dapat mewujudkan busana sesuai model, bentuk tubuh atau proporsi tubuh dengan baik dan serasi.

Kunci keberhasilan pola dasar dalam
menjahit baju terletak pada ketepatan mengambil ukuran, cara menggambar pola dan memahami bentuk tubuh sipemakai.

Mengambil ukuran badan

Saat
jahit menjahit yaitu mengambil ukuran, model atau orang yang diukur harus berdiri dengan sikap tegak lurus supaya ukuran yang diambil tepat.

Sebelumnya ikatlah tali ban atau ban elastic kecil dengan lebar tidak lebih dari 2 cm pada pinggang sebagai batas badan atas dan bawah. Perhatikan benar agar letak tali tepat di tempatnya dan tidak berkelok-kelok.


Sabtu, 24 September 2011

Pengertian Konveksi

Definisi konveksi. Konveksi berasal dari bahasa latin yaitu convectio yang berarti mengumpulkan. Konveksi berarti aliran. Konveksi merupakan proses perpindahan massa jenis. Misalnya air dipanaskan akan memuai sehingga massa lebih kecil, akibatnya air yang panas tadi mengalir dan tempatnya akan diisi oleh air yang lebih dingin karena massa jenisnya lebih besar. Konveksi dapat terjadi pada fluida (zat alir) baik zar cair maupun gas. Contoh konveksi antara lain terjadinya angin darat (malam hari), angin laut (siang hari), dan aliran udara dalam ruang yang berventilasi.